Categories
Popular News

Sejarah SDSB, Sumbangan Dana Olah Raga di Tanah Air

Pernahkah Anda mendengar Indonesia melegalkan perjudian? Tentu pernah, terlebih jika Anda mengikuti perkembangan perjudian di negara ini. Judi pernah legal di masa pemerintahan Soeharto bahkan di saat itu pemerintah Soeharto memberikan nama tersendiri untuk menyamarkan bahwa praktik tersebut merupakan peran praktik perjudian. Lantas apa namanya? Jika Anda pernah mendengar yang namanya sumbangan dana olahraga di tanah air atau SDSB itulah salah satu wujud judi legal yang berkembang di era pemerintahan presiden Soeharto. Lantas bagaimana sejarah SDSB, sumbangan dan olahraga di tanah air ini? 

Sebagai pemain judi, mungkin Anda penasaran mengenai sejarah judi ilegal di Indonesia, sebab yang mungkin kita ketahui pemerintah Indonesia di zaman Presiden Soekarno melarang adanya bentuk perjudian apapun meskipun pada saat kolonial Belanda judi sangat marak dimainkan oleh pribumi maupun orang-orang Belanda. 

Namun, mengapa tiba-tiba pada saat pemerintahan Soeharto judi dilegalkan, dengan dalih menyamarkan nama permainan judi tersebut sebagai bentuk sumbangan dana olahraga yang konon katanya dana tersebut memang digunakan untuk pengembangan kompetisi olahraga pada saat itu. 

Jika Anda penasaran mengenai sejarah SDSB ini Anda bisa simak baik-baik ulasan yang akan dituliskan di artikel ini.

Sejarah SDSB, Sumbangan Dana Olah Raga di Tanah Air

Mungkin ada pernah mendengar sayang namanya judi legal Indonesia, namun perjudian tersebut namanya jauh dari nama-nama permainan judi yang kita kenal seperti yang sangat Poker, baccarat, Domino dan lain-lain. 

Hal ini dikarenakan di Indonesia sebenarnya sudah sejak lama melarang yang namanya perjudian sehingga pemerintah saat itu menamai perjudian ini dengan nama lain agar bisa diterima oleh masyarakat yang menentang adanya perjudian.

SDSB atau Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah ini merupakan jenis perjudian yang berkembang di pemerintahan Soeharto. Sebelum bernama SDSB,  Sumbangan dana olahraga ini diberi nama SOB atau Sumbangan Olahraga Berhadiah. 

Sumbangan Olahraga Berhadiah atau SOB merupakan sebuah undian berhadiah serta praktik perjudian yang mana ini merupakan pengganti Porkas. 

SOB ini diciptakan setelah judi porkas dikecam oleh Majelis Ulama Indonesia pada pertengahan 1986 yang mana MUI menulis surat yang kemudian dilayangkan kepada pemerintah supaya pelaksanaan Porkas dievaluasi.

Porkas manuai kecaman keras dari beberapa pihak karena permainan ini menerapkan hasil menang- seri-kalah yang kita ketahui itu sebagai wujud perjudian. 

Sementara SOB ini mempertaruhkan skor pertandingan, yang mana sepanjang tahun 1987, undian SOB ini sudah meraup dana cukup besar dari masyarakat yakni sekitar 221 miliar rupiah. Alat yang digunakan dalam undian SOB ini berupa Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah atau KSOB.

Setelah SOB, nama undian tersebut kemudian diganti menjadi TSSB atau Tanda Sumbangan Sosial Berhadiah dan finalnya berubah menjadi SDSB atau Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah. 

Peredaran kupon berhadiah ini benar-benar berhenti pada 24 November 1993 di mana saat itu agen perjudian tidak lagi mengedarkan kupon SDSB ataupun kupon SOB. 

Di saat itu pula, di hadapan anggota DPR Menteri Sosial Endang Kusuma Inten Suwono mengumumkan bahwa telah menghapuskan undian berhadiah tersebut. 

Untuk lebih jelasnya mengenai bagaimana sejarah SDSB, sumbangan dana olahraga di tanah air ini berikut akan diberikan rinciannya mengenai Apa itu SDSB, nagaimana teknisnya, dan lain-lain.

Apa itu SDSB? 

SDSB atau singkatan dari Sumbangan Darmawan Sosial Berhadiah sempat menuai kontroversi pada masanya, pasalnya pemerintah telah melegalkan aktivitas ini sesuai Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor BS-10-4/91 yang diteken Mensos Haryati Soebadio dan dikelola oleh Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS). 

Sementara itu masyarakat memandang aktivitas ini sebagai judi yang berkedok dana sumbangan. Meski begitu pemerintah tetap bersikeras berpendapat bahwa SDSB bukan judi dan hal itu diperkuat oleh UU No. 2 tahun 1954 tentang undian.

Pada mas itu presiden Soeharto mendukung gerakan ini karena memandang SDSB bertujuan untuk membantu perbaikan sarana prasarana olahraga di Indonesia. 

Bahkan stasiun TVRI diketahui mendapatkan sponsor dari SDSB dan selalu menampilkan running text mengenai informasi kerja sama antara acara olahraga tersebut dengan Yayasan Sumbangan Dana Sosial Berhadiah. Dampaknya masyarakat percaya bahwa SDSB merupakan media amal sebagai tempat terkumpulnya sumbangan masyarakat. 

Namun tanpa mereka sadari dibalik itu masyarakat menggunakan SDSB sebagai media pengundi nasib dan menantikan hadiah besar yang dijanjikan.

Teknis SDSB

SDSB merupakan kupon yang mirip voucher berisi 7 angka acak dan nomor seri didalamnya. Kupon ini dapat dibeli di agen-agen penjualan resmi. Ada dua jenis kupon SDSB yaitu: (1) kupon yang dijual terbuka dan bebas memilih angkamana saja, dan; (2) kupon yang dijual di dalam amplop putih tertutup dan tidak dikeyahui angka yang tertera didalamnya.

Pengundian kupon dilakukan 2 kali dalam seminggunya. Pengundian SDSB bahkan ditayangkan di saluran TVRI. 

Tak aneh jika SDSB banyak digandrungi masyarakat karena hadiah yang dijanjikan dapat membuat para permainnya kaya mendadak. Angka yang ditebak tidak harus sama 7 angka, cukup dengan menyamakan 2 angka terakhir saja sudah mendapatkan hadiah. Namun apabila pemainnya bisa menebak 7 angka yang cocok maka hadiah yang bisa didapatkan bisa sampai 1 milyar. Tak aneh jika Sumbangan Darmawan Sosial Berhadiah ini diminati masyarakat.

Pro Kontra

Meskipun SDSB terhitung legal dan dianggap menguntungkan bagi pemerintah karena dapat memberikan dana suntikan bagi infastruktur, tetap saja masyarakat menganggap kegiatan itu sebagai judi dan memberikan pengaruh negatif bagi masyarakat. 

Perjudian yang dilegalkan itu membuat masyarakat cenderung ingin kaya dengan cara instan, sehingga menghalalkan segala cara untuk bisa mengikuti SDSB dan kecenderungan inilah yang memunculkan ‘penyakit’ di masyarakat Indonesia pada zaman itu. 

Tak hanya itu SDSB juga dianggap sudah tidak murni seperti sedia kala seperti ditemukan beberapa oknum yang curang dan tidak menyetorkan hasil ke pihak berwajib. Buntutnya kemiskinan makin merajalela karena hutang masyarakat yang mengikuti kegiatan ini menumpuk.

Akhir Cerita SDSB

Melihat pengaruh buruk dari SDSB sudah tak terkontrol lagi, masyarakat mulai mengerahkan masa untuk mendorong pemerintah agar dapat menghentikan kegiatan ini. 

Mulai dari kalangan mahasiswa, tokoh masyarakat, bahkan MUI mulai turun untuk mendesak dihentikannya keilegalan judi berkedok ujian ini. 

Sempat tak mendapat respon positif dari pemerintah memaksa masa melakukan tindakan anarkis dengan membakar toko resmi yang menjual SDSB, hingga akhirnya pemerintah tak memiliki pilihan lain dan menarik status ilegal dari SDSB pada tahun 1993.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *